Minggu, 29 April 2012

Contoh Makalah Suku Dani (Papua)

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
MENGENAL BUDAYA SUKU DANI




Di Susun Oleh :
·        Mery Meirina Saputri
·        Ria Dwi Nugraheni










SMK PAJAJARAN 2 BANDUNG
Jl.Lodaya No. 38 Telp ( 022 ) 7321312 – 7311577 Bandung



.
Kata Pengantar

Puji Syukur penulis panjatkan khadirat Allah SWT, bahwa penulis telah menyelesaikan tugas mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan materi “Kebudayaan Suku Dani”
Dalam penyusunan tugas atau makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun pnulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, bimbingan dan dorongan orang tua, sehingga kendala – kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan Terima kasih kepada :
·         Ibu Guru bidang Studi Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan tugas, petunjuk kepada penulis sehingga penulis termotivasi dan menyelesaikan tugas ini selesai.
·         Orang Tua yang turut membantu , membimbing dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai.
Semoga materi dalam makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang di harapkan dapat tercapai. Amiin .



 
Bandung,  Februari 2012


Penulis


 
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Indonesia adalah Negara Seribu Pulau, Indonesia adalah Negara beribu Kebudayaan, Indonesia adalah keindahan dan berapa banyak lagi kalimat-kalimat indah yang menggambarkan tentang Indonesia.
Tak hanya seribu pulau, ternyata ada sekitar 17.807 pulau dengan ribuan suku yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan segala kekayaan budaya dan keindahan alamnya. Luar biasa, itulah kata yang bisa diucapkan atas anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa atas ragam budaya dan melimpahnya kekayaan alam yang kita miliki.
Hutan, laut, gunung, sungai, danau, keragaman budaya dan peninggalan sejarah lainnya yang tak terhitung jumlahnya. Dengan potensi tersebut kita sebagai Bangsa Indonesia patut berbangga dan seharusnya menjadi tugas kita semua untuk mengetahui dan mempelajari keanekaragaman tersebut sekaligus melestarikannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1    BUDAYA
        2.1.1         PENGERTIAN BUDAYA
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culturejuga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

        2.1.2         WUJUD KEBUDAYAAN
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang kebudayaan maka hal terpenting kalian harus mengerti tentang wujud-wujud kebudayaan yang nantinya dapat memberikan pengertian secara lebih jelas. Koentjaraningrat, membagi kebudayaan menjadi 3, yaitu:

a. Sistem Budaya
Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya biasa disebut sistem budaya. Ini merupakan wujud ideal dari kebudayaan yang mempunyai ciri-ciri abstrak, tak dapat diraba, atau difoto. Misalnya sebuah hasil pemikiran yang tertuang dalam buku atau artikel maka keberadaan lokasi kebudayaan ideal ada pada buku atau artikel tersebut.

b. Sistem Sosial
Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat, disebut sistem sosial. Terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan, serta bergaul satu dengan lain menurut waktu dan pola tertentu berdasarkan adat tata kelakuan.

c. Artefak
Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Ini jelas sekali karena merupakan kebudayaan fisik, dapat terlihat, diraba seperti Candi Borobudur.
3.1    KEBUDAYAAN SUKU DANI
        3.1.1         LETAK SUKU DANI
Suku Dani adalah salah satu suku bangsa yang terdapat di Wamena, Papua, Indonesia yang membentang di antara lekukan lekukan Pegunungan Tengah Jaya Wijaya. Di lembah inilah masyarakat Suku Dani hidup Harmonis dan menyatu dalam pelukan pegunungan yang mengelilinginya serta alam Papua yang indah dan menawan.
            3.1.2 KEHIDUPAN SUKU DANI
Meskipun banyak orang menyebut mereka dengan sebutan Suku Dani, namun orang Suku Dani sendiri menyebut mereka sebagai Suku Parim. Suku Dani atau Suku Parim ini termasuk suku yang masih memegang teguh kepercayaan mereka. Salah satunya adalah selalu memberi hormat pada orang-orang yang sudah meninggal. Hal tersebut dilakukan dengan cara mengadakan upacara serta penyembelihan babi.
Suku Dani juga merupakan salah satu suku di Papua yang masih mengenakan Koteka yang terbuat dari kunden kuning. Para wanitanya pun masih menggunakan pakaian berjuluk wah yang berasal dari rumput/ serat dan tinggal di Honai-Honai (sebuah gubuk yang beratapkan jerami/ilalang).
Sebagian masyarakat Suku Dani sudah memeluk agama Kristen. Meskipun sebagian telah menganut agama Kristen, namun suku yang tinggal di hutan-hutan dengan iklim tropis yang sangat kaya akan flora dan fauna ini masih melakukan serangkaian upacara adat, salah satunya adalah Rekwasi. Rekwasi adalah sebuah upacara adat yang dilakukan untuk menghormati para leluhur. Di Rekwasi, para prajurit biasanya akan membuat tanfa dengan lemak babi, kerang, bulu-bulu, kus-kus, sagu rekat, getah pohon mangga, dan bunga-bungaan di bagian tubuh mereka. Saat melakukan upacara ini, para peserta juga melengkapi dirinya dengan senjata tradisional seperti tombak, kapak, parang, dan juga busur beserta anak panahnya.
3.1.3 SISTEM SUKU DANI
1.   Sistem Religi/ Kepercayaan
Dasar religi mesyarakat Suku Dani adalah menghormati oh nenek moyang dan juga di selenggarakannya upacarayang di pusatkan pada pesta babi. Konsep kepercayaan/ keagamaan yang terpenting adalah Atou. yaitu kekuatan sakti para nenek moyang yang diturunkan kepada anak laki – laki. Kekuasaan sakti ini antara lain :
- kekuatan menjaga kebun
- kekuatan menyembuhkan penyakit dan menolak bala
- kekuatan menyuburkan tanah
Untuk mnghormati nenek moyangnya, Suku Dani membuat lambang nenek moyang yang disebut Kaneka. Selain itu juga adanya Kaneka Hagasir yaitu upacara keagamaan untuk mensejahterakan keluarga masyarakat serta untuk mengawali dan mengakhiri perang.
2.   Kesenian dan Kerajinan
Kesenian nasyarakat Suku Dani dapat dilihat dari cara membangun tempat kediaman, seperti Honai, Ebeai. dan Wamai.
Selain membangun tempat tinggal, masyarakat Dani juga mempunyai seni kerajinan khas seperti anyaman kantong jaring penutup kepala dan pengikat kapak. Orang Suku Dani pun mempunyai bebagai peralatan yang terbuat dari bata, peralatan tesebut antara lain : Moliage, Valuk, Sage, Wim, Kurok, dan Panah Sege.

3.   EKONOMI

Nenek Moyang Suku Dani tiba di Irian hasil dari suatu proses perpindahan manusia yang sangat kono dari daratan Asia ke Kepulauan Pasifik Barat Irian Jaya.
Kemungkinan pada waktu itu masyarakat mereka masih bersifat pra agraris yaitu baru mulai mananam tanaman dalam jumlah yang sangat terbatas.
Mata pencahariannya Pokok Suku Dani adalah bercocok tanam dan berternak babi.. Umbi manis merupakan jenis tanaman yang diutamakan jenis tanaman yang diutamakan untuk dibudidayakan, artinya mata pencaharian umumnya mereka adalah berladang.
 
4.   PENDIDIKAN

Sebagai mana suku – suku pedalaman Iriran seperti halnya suku Dani umummya tingkat pendidikan (formal) rendah dan kesadaran untuk menimba ilmunya juga masih kurang, ironisnya lagi guru guru masih terbatas.

            3.1.4 KEPERCAYAAN SUKU DANI
        3.1.5 HUBUNGAN KELUARGA SUKU DANI
        3.1.6 CARA MEMILIH PEMIMPIN SUKU DANI
3.2    KESENIAN SUKU DANI
            3.2.1 Seni Ukir
Sebagai wujud penghormatan mereka terhadap nenek moyang atau leluhurnya, secara turun temurun, pola seni ukir yang dibuat oleh suku Asmat selalu dikaitkan pada kepercayaan mereka terhadap leluhur.Tahapan untuk membuat kerajinan ukir diawali dengan memahat sepotong kayu untuk dijadikan sebuah pola. Karena setiap ukiran yang mereka buat mempunyai makna tersendiri. Sebagai contoh, ada 3 macam warna, merah, hitam, dan putih yang selalu digunakan oleh suku Asmat pada beberapa hasil ukirannya. Merah melambangkan daging, Putih menggambarkan tulang. Sementara hitam melambangkan warna kulit dari suku Asmat itu sendiri. Dengan menggunakan alat pahat tradisional yang terbuat dari jambu batu dan batu kali. Suku Asmat mampu membuat kerajinan ukiran dari berbagai jenis kayu, seperti kayu sago, kayu jati, ataupun kayu susu. Sehingga tidaklah mengherankan, jika berbagai sumber media online menuliskan, seni ukir Asmat ini banyak diminati tidak hanya oleh wisatawan domestik dan mancanegara.

3.2.2  Rumah Honai

Rumah Honai terbuat dari kayu dengan atap berbentuk kerucut yang terbuat dari jerami atau ilalang. Honai sengaja dibangun sempit atau kecil dan tidak berjendela yang bertujuan untuk menahan hawa dingin pegunungan Papua. Honai biasanya dibangun setinggi 2,5 meter dan pada bagian tengah rumah disiapkan tempat untuk membuat api unggun untuk menghangatkan diri. Rumah Honai terbagi dalam tiga tipe, yaitu untuk kaum laki-laki (disebut Honai), wanita (disebut Ebei), dan kandang babi (disebut Wamai).
Rumah Honai biasa ditinggali oleh 5 hingga 10 orang. Rumah Honai dalam satu bangunan digunakan untuk tempat beristirahat (tidur), bangunan lainnya untuk tempat makan bersama, dan bangunan ketiga untuk kandang ternak. Rumah Honai pada umumnya terbagi menjadi dua tingkat. Lantai dasar dan lantai satu dihubungkan dengan tangga dari bambu. Para pria tidur pada lantai dasar secara melingkar, sementara para wanita tidur di lantai satu.
http://www.indonesiabox.com/s/kesenian-suku-dani/

Terimakasih Semoga Bermanfaat :)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar